-->

Saudara Tua, Datangnya Jepang ke Indonesia


Setelah pangkalan militer Amerika, Pearl Harbour, di hancurkan oleh Jepang pada tanggal 8 Desember 1942. Jepang segera menuju ke Indonesia untuk menguasainya.

Tujuan Jepang ingin menguasai Indonesia adalah untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri Jepang selama perang Pasifik berlangsung.

Pada Januari 1942, Jepang berhasil mendarat di Ambon dan seluruh Maluku, Jepang berhasil mengalahkan pasukan KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger) dan pasukan Australia yang berusaha menghalangi Jepang di sana.
Setelah menguasai Ambon dan seluruh Maluku, Jepang kemudian menguasai Kalimantan, lalu Sumatra dan Jawa secara bersamaan.

Sebelum Jepang menguasai Jawa, Jepang harus berhadapan dengan pasukan angkatan laut Belanda yang dibawahi oleh Laksamana Karel Doorman. Pertempuran di laut Jawa tersebut dimenangkan oleh Jepang, sehingga pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang dapat mendarat di tiga titik sekaligus di pulau Jawa. Yaitu , di Banten (dipimpin oleh jendral imamura), Eretan Wetan-indarmayu (dipimpin oleh kolonel Tonishoridan), dan di sekitar Bojonegoro (dipimpin oleh mayjen Tsuchihaschi).
Jepang mendarat di tempat yang sama sekali tidak diduga oleh Belanda.


Pasukan Jepang dengan cepat dapat menguasai pusat-pusat kekuatan Belanda di Jawa. Pada tanggal 5 Maret 1942, Batavia berhasil jatuh ditangan Jepang, lalu menyusul Buitenzorg (Bogor) dan kota-kota lain di Indonesia.
Hingga pada akhirnya Belanda tidak mampu menahan kekuatan Jepang dan menyerah tanpa syarat pada tanggal 8 Maret 1942.

Begitu cepatnya Jepang menguasai Indonesia bukan tanpa sebab. Sebelum Jepang menyerang Belanda yang ada di Indonesia, selama berpuluh-puluh tahun Jepang sudah terlebih dahulu mengirim mata-mata untuk mengawasi keadaan Indonesia dan dimana saja titik lemah Belanda.

Kedatangan Jepang disambut meriah oleh rakyat Indonesia. Jepang dianggap sebagai "pembebas rakyat dari cengkraman penjajah bangsa barat" sesuai yang terdapat pada isi ramalan Jayabaya.

Melihat kedatangannya di sambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia, Jepang melakukan propaganda untuk mencuri hati rakyat Indonesia dengan cara memperdengarkannya lagu Indonesia Raya di radio Tokyo, di kibarkannya bendera merah-putih di samping bendera Jepang, Hinomaru. Jepang juga mengatakan bahwa dirinya adalah "saudara tua" yang akan membebaskan serta memajukan Indonesia.

Untuk memperlancar propagandanya, Jepang membuat organisasi bernama "Gerakan Tiga A" yang terkenal dengan 3 semboyannya, yakni : Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia.
Namun, gerakan tiga A tidak berlangsung lama dan harus dibubarkan karena tidak mendapat simpati rakyat.

Pada pertengahan tahun 1942, Jepang membagi Indonesia menjadi 3 wilayah pemerintahan militer, yakni :
1. Pemerintahan militer Angkatan Darat, Tentara kedua puluh lima (Tomi Shudan) untuk Sumatra yang pusatnya di bukit tinggi.
2. Pemerintahan militer Angkatan Darat, Tentara Keenam Belas (Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta. Karena pulau Jawa adalah pusat Pemerintahan, kekuatan militer ini kemudian ditambah dengan Angkatan Laut (Dai Ni Nankenkantai).
3. Pemerintahan militer Angkatan Laut untuk daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku yang berpusat di Makasar.
Pembagian tersebut tidak lain untuk mempertahankan Indonesia jika sewaktu-waktu Belanda atau sekutu ingin merebut Indonesia kembali.

Untuk mendukung kelancaran pemerintahan jepang, Jepang mengembangkan pemerintahan sipil dan mengeluarkan UU No. 27 tentang aturan pemerintahan daerah yang kemudian dimantapkan dalam UU No 28  yang berisi :
1. Pemerintahan daerah tertinggi adalah Shu (keresidenan).
2. Seluruh Jawa dan Madura, terkecuali Yogyakarta dan Surakarta, dibagi menjadi Shu (keresidenan) , Shu (kota praja) , Ken (Kabupaten), Gun (kecamatan), Son (Kecamatan) dan Ku (desa/kelurahan).

Advertisement
Saudara Tua, Datangnya Jepang ke Indonesia
Previous
This Is The Oldest Page